Ketika
kau duduk beradu dengan lidah intelektual
Ketika
itu, kami beradu dengan ganasnya kehidupan
Ketika
kau bercanda di tempat yang megah
Ketika
itu, kami bercanda dengan perihnya kehidupan
Ketika
kau bergurau dengan sesepuh tahta
Ketika
itu, kami bergurau dengan anak-anak kami yang tak punya masa depan
Ketika
kau berdalih dengan aturan yang kau buat
Ketika
itu, kami harus tegar menghadapi rentenir tak berprikemanusiaan
Ketika
kau duduk manis dengan senyuman dan pemandangan yang indah
Ketika
itu, kami harus bekerja keras demi perut yang kosong
Kapankah
akan datang masa?
Masa
disetiap anak kami bisa tersenyum
Masa
disetiap tetesan keringat tak menjadi sia-sia
Masa
disetiap tak ada uluran tangan dan belas kasihan
Masa
disetiap semua orang mendapatkan kesejahteraan hidup
Masa
disetiap kami bisa bertahan hidup dalam kesederhanaan
Tanpa
ada tangisan dan cekikan tangan-tangan tak bertanggung jawab
Masa
disetiap rakyat merasakan kemerdekaan 17-08-45 yang sesungguhnya serta bangga
akan negeri tercinta
Wahai
tangan-tangan pemberi kebebasan
Tidakkah
kau merasa berdosa akan cekikan kuat pada leher kami
Tidakkah
kau mengerti akan tetesan darah dan keringan kami
Tidakkah
kau sedikit iba akan rintihan dan jeritan tangisan kami
Biarkanlah
kami hidup bebas agar kami bisa bertahan hidup di negeri yang subur ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya semoga bermanfaat dan membuat anda merasa senang untuk terus mengunjungi puisiartikehidupan.blogspot.com. Jangan lupa komentarnya sob. Terima kasih.