Daun-daun itu
berguguran
Jatuh dengan
perlahan
Dengan warna yang
hijau muda
Kemudian menjadi
coklat tua
Rapuh dan mudah
patah
Karena tak punya
kehidupan lagi
Setelah putus dari
ranting
Ranting yang
memberinya kehidupan
Daun itu pun hancur
menjadi abu
Bertebrangan kesana
kemari
Sesuai dengan arah
angin yang membawanya
Tak terisa bagai
tak berguna
Daun-daun baru pun
muncul
Dari ranting yang
sama
Kemudian tua
Seperti daun
pertama
Begitulah selanjutnya
Terus berganti
seiring waktu
Hingga sang Pencipta
tidak menghendaki lagi
Begitu pun manusia.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya semoga bermanfaat dan membuat anda merasa senang untuk terus mengunjungi puisiartikehidupan.blogspot.com. Jangan lupa komentarnya sob. Terima kasih.