Pernahkah kau merasa mati walau kau hidup?
Budak itu hampa tanpa sahabat
Dijauhi dan disuruh bagai pelayan restoran
Kesana kemari hanya untuk memuaskan tuannya
Tak pernah mengeluh
Hanya saja terkadang harus terkulai lemas tak berdaya
Pernahkah kau
merasa mati walau kau hidup?
Bintang-bintang
terang menjadi penghiasnya
Bulan-bulan
yang cantik menjadi penghibur jiwanya
Malam bagai
pagi yang pesta pora
Bergemuruh suara-suara
kelelahan disela nafas yang tersedu
Bercampur dengan
suara-suara iblis dalam bisikan halus
Menyapa untuk
menenangkan kehidupan yang amat dahsyat
Terus…, pernahkah kau merasa mati walau kau hidup?
Pagi menjadi malam yang panjang
Terkapar budak yang kotor oleh jiwa-jiwa yang kotor
Tak pernah menyadari
Tak pernah memahami
Yang ada hanya kepuasan semata
Menikmati alur jiwa yang tak pernah mau tahu
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya semoga bermanfaat dan membuat anda merasa senang untuk terus mengunjungi puisiartikehidupan.blogspot.com. Jangan lupa komentarnya sob. Terima kasih.